Sabtu, 26 November 2016

Cerita Humor yang kocak

Cerita Humor yang kocak
Dibawah ini Cerita Humor yang kocak, tentunya anda penggemar humor tidak akan melewatkannya.

1.  Masukin Sesuatu

Tante: “Muk, pelan2 ya masukinnya.”

Mukidi: “Iya tante, ni juga udah pelan banget,”

Tante: “Di emut dulu yah biar enak di masukinnya?”

Mukidi: “Ohh iya, tante.”

Tante: “Masukinnya jangan meleset ya Muk.”

Mukidi: “Pasti tante, kan Mukidi masih jelas liat lobangnya.”

Tante: “Kalo sudah masuk langsung di tarik ya, jangan lama2 nanti robek.”

Mukidi: “Yaa ampun tante, gak mungkin la robek, kan pelan2.”

Tante: “Kalo udah keluar kasih sama tante yah Muk.”

Mukidi: “Bentar dulu tante ini masih lama.”

Tante: “Cepetan Muk, tante dah gak sabar.”

Mukidi: “Lebay ihh tante, jahit kainnya kan besok, jadi masukin benang ke jarum besok aja ya, nunggu Mukidi pulang kerja.”

Tante: “Jadi dari tadi kamu ngapain?”

Mukidi: “Nih ngerjain yang baca cerita ini, pasti pada ngeres..”

Tante dan Mukidi: (Ketawa terbahak2).

2. : Merek Marto Kapiran

Suatu ketika ada kunjungan dari distributor barang kebutuhan sehari-hari ke Asrama Mahasiswa. Ketika sudah banyak mahasiswa yang berkerumun, seorang SPG dengan genit menarik tangan salah seorang mahasiswa yang ternyata si Mukidi ke panggung untuk diwawancarai.

SPG: “Mas, kalau boleh tau mandinya pake sabun mandi apa?”

Mukidi: “Saya biasanya pake sabun Marto Kapiran.”

SPG: “Keliatannya rambut Mas hitam mengkilat, pake shampoo apa Mas?”

Mukidi: “Shampoo Marto Kapiran.”

SPG: “Untuk membersihkan gigi Mas yang putih bersih itu pake odol apa Mas?”

Mukidi: “Saya pake pasta gigi Marto Kapiran.”

SPG: “Wah, kelihatannya Mas ini benar-benar konsumen sejati produk Marto Kapiran. Nah, sekarang parfum yang Mas gunakan ini?”

Mukidi: “Saya juga pake parfum Marto Kapiran.”

SPG: “Wah, nyerah deh. Tapi kalo boleh tau Marto Kapiran ini produk dalam negeri atau produk luar ya? Koq saya baru dengar.”

Mukidi: “Marto Kapiran itu paman saya mbak. Saya tinggal dirumahnya.”

SPG: &%!#$!@

3. : Beli Tablet

Mukidi yang baru dapat THR berniat membelikan anaknya tablet model terbaru,

Mukidi: “Berapa harga iPad itu mbak? ”

SPG: “5 juta. ”

Mukidi: “Kalau harga iPad 2? ”

SPG: “6 juta. ”

Mukidi: “Kalau Galaxy Tab 1 yang itu? ”

SPG: “3 juta. ”

Mukidi: “Mmmm, yang Galaxy 2? ”

SPG: “Kalau itu 4 juta. ”

Mukidi: “Waaah mahal mahal ya? Ada tablet yang murah ngak mbak? ”

SPG: “Ada, PARAMEK!! Mauuu? Rp. 2.000,- dapat 4 tablet. ”

4.  di Bohongin

Di supermarket, Mukidi sedang belanja tanpa sadar di ikuti oleh seorang ibu-ibu. Ketika hampir mendekati antrian dikasir,

Ibu: “Nak, maaf kalau tadi ibu ngikutin kamu terus mungkin kamu ngerasa nggak nyaman. Tapi itu karena kamu mirip anak saya yang baru saja meninggal.”

Mukidi: “Oh, ya nggak papa, Bu.”

Ibu: “Ibu punya satu permintaan, boleh?”

Mukidi: “Apa itu bu?”

Ibu: “Ketika ibu pergi, Katakanlah ‘DAH MAMAAH’ Bisa kan?”

Mukidi: “Baiklah Bu.”

(Lalu, si ibu yang didepan pemuda ngasih barang kekasir, dan menatap Mukidi terakhir kalinya).

Mukidi: “Dah Mamaaa! Jadi, Semuanya Berapa?”

Kasir: “Lima ratus ribu.”

Mukidi: “Wah, Kok Mahal amat? Aku kan cuma beli Tissu Toilet.”

Kasir: “Ibu tadi bilang kalau barang belanjaan nya mau di bayar sama Anaknya.”

5. : Kapan Ngembaliin Uang

Suami istri sedang mandi, tiba-tiba bel pintu berbunyi.

Mukidi: “Say, coba tolong lihat siapa tuh?”

Markonah istri Mukidi yang sudah selesai segera melibatkan handuk ke tubuhnya dan membuka pintu. Tampak Wakijan, tetangganya termangu di depan pintu memandangnya.

Wakijan: “Hai Nah, Mukidi ada?”

Markonah: “Lagi mandi tuh.”

Wakijan: “Aku kasih nih satu juta kalau kamu mau buka handukmu sebentar aja.”

Markonah: “Benar? Sebentar aja?”

Wakijan: “Iyaa…”

Maka dibukanya libatan handuk selama 1 menit, dan ditutupnya lagi.

Wakijan: “Hihihi,,, nih satu juta. Nanti aja urusanku sama Mukidi lewat telpon.”

(Markonah Seneng banget)

Kemudian uang tersebut disembunyikan lalu kembali ke kamar mandi.

Mukidi: “Siapa, say?”

Markonah: “Oh, Wakijan, tetangga kita.”

Mukidi: “Bagus lah, dia bilang gak, kapan mau ngembaliin uang satu juta yang dia pinjem kemarin?”

Markonah: @$%#!*

6. : Lapar Lagi

Ibu: “Mukidi, mandi dulu udah sore.”

Mukidi: “Bentar, masih asik main nih bu.”

Ibu: “Mainnya di lanjut nanti. Sekarang mandi dulu.”

Mukidi: “Gak usah mandi ah bu ntar habis mandi main lagi juga kotor lagi.”

Ibu: ‘Bandel!’ (Lalu menghampiri Si Mukidi, sambil di ketok kepala Mukidi sama gayung).

Mukidi: “Iya, Iya, bu saya mandi.” (Teriak Mukidi sambil lari ke kamar mandi).

Habis mandi seperti biasa, Mukidi lihat TV sambil makan, di hampiri ibunya di dapur untuk minta makan.

Mukidi: “Bu, makan. Lapar nih.”

Ibu: “Gak usah makan kidi ntar juga lapar lagi!”

Mukidi: !&!#$!%

7. : Poligami

Mukidi: “Mah, maen poli yukk?”

Markonah: “Ih, papah so sweet. Poli Pantai ya pah?”

Mukidi: “Bukan mah, Poligami.”

Markonah: (Ambil piso di dapur)

8. : Hamil 3 Bulan

Markonah: “Papa. Buka bajunya donk.”

Mukidi: “Ah mama, masih siang ah, malu ada Omas.”

Markonah: “Tapi mama udah gak tahan nih.”

Mukidi: “Aduh mama.” (Buka baju).

Markonah: “Celananya juga donk.” (Manja).

Mukidi: “Ah mama.” (Buka celana dan tinggal pake singlet dan celana pendek).

Markonah: “Berdiri donk pa.”

Mukidi: “Iya Iya. (Beranjak dari ranjang) Oke, apa lagi?”

Markonah: “keluar donk pa.”

Mukidi: “Maksudnya ma?”

Markonah: “MINGGAT KAMU, KURANG AJARR!! Liat Omas hamil 3 bulan karna ulah kamu!”

Mukidi: (Nangis).

9. : Duduk di Pangkuan Papa

Mukiran, anak laki laki Mukidi bercerita kepada mamanya tentang pengalaman naik angkot bersama ayahnya.

Mukiran: “Mama, tadi waktu di angkot, papa minta saya nyerahin tempat duduk saya buat penumpang cewek.”

Markonah: “Memang harus begitu lah nak, itu namanya menghargai perempuan. Lagian kamu kan sudah cukup besar..”

Mukiran: “Loh. Tapi Ma, aku kan waktu itu duduk di pangkuan Papa.”

Markonah: &*#%!

10. : Wajah Baru

Seorang pekerja toko buku sedang sibuk beres-beres, dia terkejut karena ada Pria yang menghampiri dan menegurnya.

Mukidi: “Saya nyaris tidak mengenalimu lagi. Kamu berubah banyak sekali. Rambutmu sudah lain. Kamu kelihatan lebih pendek, sudah tidak pakai kacamata. Apa yang terjadi denganmu, Wakijan?”

Pekerja: “Tapi saya bukan Wakijan!”

Mukidi: “Luar biasa! Namamu pun sudah kau ganti juga rupanya!”

11. : Laundry

Markonah: “Pih, Mamih barusan lihat harga pakaian murah2 banget!! bener2 sangat murah pih! Coba deh pih. Jas/Blazer cuman Rp.9.000, Kebaya Rp. 8.000, Kimono Rp. 7.000, Daster Rp.5000, Kemeja Rp.7500, dan Safari Setelan Lengkap hanya Rp.14.000, coba bayangin dech pih, murah kan? Dan masih banyak yang lainnya juga pih! Murah banget!”

Mukidi: “Dimana itu, Mih?”

Markonah: “Toko baru di depan gang kita tuh Pih!”

Mukidi: “Itu bukan toko Mih, tapi Laundry.”

12. : Belagu

Suatu hari di kelas sedang mempelajari bahasa inggris, dan untuk mengetes para muridnya guru tersebut menanyai setiap murid yang hadir.

Guru: “WORK artinya kerja, kalau WORKING artinya bekerja, Paham anak-anak?”

Murid2: “Paham!”

Guru: “Sekarang kalian cari kata lain, mulai dari Wakijan.”

Wakijan: “SING artinya nyanyi, jadi SINGING artinya bernyanyi.”

Guru: “Pinter, sekarang Mukidi?”

Mukidi: “SONG artinya LAGU jadi kalau SONGONG artinya BELAGU!”

13.  Belajar Bahasa Inggris

Mukidi: “Pak, apa sih bahasa inggrisnya kentut?”

Guru: “Wind of change.”

Mukidi: “Kentut yang tidak bunyi?”

Guru: “Sound of silence.”

Mukidi: “Kentut yang ada ampasnya?”

Guru: “Dust in the wind.”

Mukidi: “Kentut yang gak disengaja?”

Guru: “Careless whisper.”

Mukidi: “Kentut yang terhimpit?”

Guru: “Please release me.”

Mukidi: “Kentut yang bau banget?”

Guru: “Killing me softly.”

Mukidi: “Kalau kentut beracun?”

Guru: “Don’t speak.”

Mukidi: “Kentut malam hari?”

Guru: “Wonderfull tonight.”

Mukidi: “Orang yang sering kentut?”

Guru: “Someone like you.”

14. : Marmut Makan Wortel

Suatu hari, Mukidi mandi sama ayahnya, terus Mukidi ngomong sambil nunjuk anu-nya ayahnya,

Mukidi: “Ayah itu apa sih?”

Ayah: “Ini wortel nak.”

Besoknya Mukidi itu mandi sama ibunya, anaknya ngomong sambil nunjuk anu-nya ibunya,

Mukidi: “Ibu itu apa sih?”

Ibu: “Oh ini, ini marmut nak.”

Malamnya anaknya lihat bapaknya lagi begituan sama ibunya,

Mukidi: “Wih, lucunya, marmut makan wortel!”

15.  Tersesat

Ini kisah pelayan hotel yang bertugas sebagai penerima tamu

Pelayan: “Permisi pak, apa anda ingin memesan kamar?”

Mukidi: “Tidak.”

Pelayan: “Apakah anda ingin ke restoran kami?”

Mukidi: “Tidak.”

Pelayan: “Kami juga memiliki kolam renang yang indah, apakah anda ingin melihatnya?”

Mukidi: “Tidak.”

Pelayan: “Lalu untuk apa anda datang kemari?”

Mukidi: “Saya tersesat.”

Pelayan: (Langsung berlari manggil satpam).

16. : Takut Nasinya Dimakan Ayam

Seorang pasien Pasien RS Jiwa membeli makanan di KFC.

Mukidi: “Mas, nasi ayam 1 porsi dibungkus ya.”

Sukilah: “Iya Pak.”

Mukidi: “Tapi tolong nasi dan ayamnya dipisah ya Mas.”

Sukilah: “Kenapa Pak?”

Mukidi: “Takut nasinya dimakan ayam.”

Sukilah: !@#$^*

17. Anak Mukidi Minta Ditemani

Malam itu di rumah Mukidi cuaca sedang hujan deras, dengan petir yang menggelegar, dan angin badai yang keras, Markonah mengantarkan anaknya Mukiran ke tempat tidur. Markonah akan mematikan lampu ketika anaknya bertanya dengan suaranya yang gemetar..

Mukiran: “Mah, apa mama mau tidur nemenin aku malam ini?”

Markonah: (Tersenyum dan memeluknya meyakinkan), “Mama gak bisa sayang, Mama harus tidur di kamar Papa.”

(Sebuah keheningan panjang yang akhirnya rusak karena Mukiran berbicara lirih dan gemetar)

Mukiran: “Mama itu sudah dewasa kok masih penakut.”

**Ini baru namanya anak Mukidi

18. : Jadi Dokter Jantung Atau Dokter Gigi

Mukidi ditanya anaknya Mukirin tentang cita-citanya kelak.

Mukirin: “Nanti kalo sudah gede, mana yang lebih cocok pak, jadi dokter jantung atau dokter gigi?”

Mukidi: “Tentu saja menjadi dokter gigi Nak..”

Mukirin: “Kenapa Pak?”

Mukidi: “Kita kan hanya punya satu jantung, namun kita memiliki 32 gigi. Jadi lebih banyak order jadi dokter gigi..”

Mukirin: “Ooo, begitu ya pak”

Mukidi: “Iya..”

19.  Ketahuan Bawa Film Dewasa

Tidak banyak yang tahu kalo Mukidi saat sekolah SD pernah dimarahi oleh Kepala Sekolah karena ketahuan menyimpan VCD film Dewasa. Begini ceritanya:

Kepala sekolah: “Mukidi! Kamu tau apa ini?”

Mukidi: (gugup) “Iya tau pak, itu….”

Kepala sekolah: “Ini film dewasa. Untuk apa kamu bawa?”

Mukidi: “Mukidi mau ajak temen-temen yang malas belajar untuk nonton. Karena bapak pernah bilang ke mama begini ‘Ma, nonton film ini yuk. BIAR BISA NAMBAH SEMANGAT’.”

20. : Kepala Polisi Tidak Pakai Sepatu

Wakijan: “Kemarin, saya lihat liputan TV, di Inggris ada pameran sepatu terbesar lho, lebih tinggi dari ukuran manusia dewasa. Gila ya..”

Mukidi: “Ah, itu sih biasa Jan. Kamu tau gak, Kepala Polisi di Belanda pada enggak pakai sepatu!”

Wakijan: “Gak mungkin,,, yang bener?”

Mukidi: “Iya lah, masak Kepala Polisi pakai sepatu? Sepatu itu makainya ya di kaki!”

Wakijan: “??!!..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar