Sabtu, 26 November 2016

Cerita Humor tentang marah yang kocak

Cerita Humor tentang marah yang kocak
Dibawah ini Cerita Humor tentang marah yang kocak, tentunya anda penggemar humor tidak akan melewatkannya.

1. Perbedaan Marah Dengan Jengkel

Seorang gadis yang sedang mengerjakan PR dari sekolah datang menghampiri ayahnya dan bertanya,

Anak: “Yah, apa bedanya marah dengan jengkel?”

Ayah: “Itu hanya masalah perbandingan. Coba aku jelaskan maksudnya.”

Untuk menjelaskannya sang ayah mendekati telepon dan memutar nomor telepon secara acak.

Ayah: “Halo, apa Ateng ada?”

Pria: “Di sini tidak ada yang namanya Ateng. Kenapa Anda tidak mengecek nomornya dulu sebelum Anda menelepon?”

Ayah: “Lihat, Laki-laki tadi kelihatan tidak senang dengan telepon kita. Dia mungkin sedang sibuk dan kita membuatnya jengkel. Sekarang lihat..”

Sang ayah menelepon kembali nomor yang sama.

Ayah: “Halo, apakah Ateng ada?”

Pria: “Dengar ya!!..,, Anda baru saja menelepon ke nomor ini dan saya sudah bilang kalau tidak ada yang namanya Ateng disini! Telepon Anda benar-benar mengganggu!.”

Gagang telepon pun ditutup dengan keras. Sang ayah berbalik kepada putrinya dan berkata

Ayah: “Kamu lihat, itu yang namanya marah. Sekarang aku akan menunjukkan kepadamu apa artinya jengkel.”

Pria: “Halo!!”

Ayah: “Halo, ini Ateng. Apakah ada telepon untukku?”

2. Banci Marah Kepada Pelanggannya

Seorang pria hidung belang belang macam jerapah memilih untuk kencan dengan Banci hal ini karena ia tidak punya uang asli untuk membayar wanita untuk pergi kencan yang dimiliki pria ini hanyalah uang palsu yang ia dapatkan dari temanya. Setelah kencan banci ini marah dengan pria tadi.

Banci: “Mas! Ini kan uang palsu!”

Pelanggan: “Lah, situ kan juga palsu!”

Si Banci tidak terima dan Melemparkan tas, sepatu dan wiknya ke pelanggan pria tadi.

3. Marah Waktu Lagi ML

Omas: “Apa kamu suka perhatikan wajah suamimu waktu kamu lagi ML?”

Yati Pesek: “Iya, pernah.. waktu itu dia keliatan marah banget!!”

Omas: “Lho.. emang kenapa kok dia bisa marah??”

Yati Pesek: “Soalnya dia ngeliatnya dari jendela!!”

4. Marah: Membela Anak

Pada suatu hari seorang gadis mengadu pada ayahnya. Ia mengatakan telah di hamili oleh seorang orang tua kaya di desanya. Ayah gadis itu sangat marah mendengar pengakuan anaknya, lalu dengan sebilah pisau ia datangi orang kaya itu.

Bapak: “Hei kamu!”

Orang Kaya: “Ada apa ini, bapak datang kok langsung marah-marah?”

Bapak: “Apa benar kamu yang menghamili anak gadisku?”

Orang Kaya: “Iya, memang kenapa pak?”

Bapak: “Kamu kan tahu anakku itu masih kecil, apa jadinya kalau dia keguguran?”

Orang Kaya: “Tenang pak, kalau terjadi keguguran ijinkan saya untuk mengulanginya lagi..”

Bapak: “?!!”

5. Marah Profesor Dan Pelaut

Seorang profesor sedang melakukan perjalanan menggunakan perahu ditemani dengan seorang pelaut yang mengoprasikan perahunya.

Profesor: “Apakah kamu tahu tentang Biologi, ekologi, zoologi, geografi, psikologi?

Pelaut: (Geleng-gelang kepala) “Tidak tahu.”

Profesor: “Apaaa? Kamu tidak tahu. Oon banget kamu ya. Tau gak, di jaman seperti ini orang Oon kaya kamu gak berguna.”

Setelah beberapa saat, perahu yang ditumpangi mereka bocor dan mulai tenggelam. Melihat si profesor yang panik kalang kabut, si pelaut ingin membalas perkataannya.

Pelaut: “Profesor, apa kamu tahu yang namanya Berenanglogi, dan Kaburlogi dari Hiulogi?”

Profesor: “Tentu saya tidak tahu, Oon. Nama ilmu apa itu.”

Pelaut: “Baiklah, Hiulogi dan Buayalogi akan memakan Pantatologi, Kepalalogi profesor dan profesor akan Matilogi. Makan tuh Oonlogi.”

6. Marah: Guru Dan Murid

Seorang guru sekolah dasar bertanya pada murid-muridnya tentang nama-nama hewan yang dimulai dari huruf “G”. Dengan penuh percaya diri, Mono mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut.

Mono: “Gajah, pak.”

Semua murid dan pak guru itu pun takjub akan kegesitan Mono dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Pak Guru: “Sekarang nama hewan yang dimulai dengan huruf ‘T’?”

Mono: “Tiga gajah, pak.”

Pak Guru: “Aduh Mono, sama aja dong.. Ya sudah, sekarang nama hewan yang berawal dari huruf ‘M’?”

Mono: “Mungkin Gajah, pak.”

Pak Guru: “Mono, kamu ngeledek bapak ya? Dasar kamu ini anak nakal. Keluar kamu dari kelas. SEKARANGGG!!”

Mono pun akhirnya keluar kelas dengan kepala tertunduk sedih. Mencoba untuk menenangkan diri, pak guru pun melanjutkan pertanyaannya.

Pak Guru: “Sekarang coba nama hewan yang diawali huruf “P”

Mono: (Dengan lantang teriak di luar kelas dan bilang) “PASTI GAJAH, PAKKK!!”

Pak Guru: “Ya Ampun, tuh bocah” Pak guru tepok jidat.

7. Marah Kepada Guru

Petruk: “Pak! Tadi di kelas Petruk di jewer Bu Guru..”

Bapak: “Kasian Petruk anak Bapak! Bapak akan protes ke rumah Gurumu!”

Petruk: “Nggak usah, Pak! Biarin aja! Udah nggak sakit lagi kok, Pak!”

Bapak: “Nggak bisa! Anak kesayangan Bapak udah di jewer masa diem aja. Bapak pokoknya mau ke rumah Gurumu! Bapak akan kasih pelajaran buat Guru macem gitu!”

Bapak berjalan cepat ke rumah Guru si Petruk sambil membawa parang tajam. Ketika sampai di rumah Guru si Petruk, kebetulan suami Bu Guru baru pulang kerja dengan berseragam polisi, berbadan kekar, tegap dengan sepucuk pistol terselip di pinggangnya.

Suami Bu Guru: “Maaf Pak, mau bertemu siapa ya?”

Bapak: “Oh anu, anu, Pak. Saya kebetulan lewat depan rumah Guru anak saya si Petruk, yaitu istri Bapak. Yah biasalah, Pak. Kok hati saya tergerak untuk membantu membersihkan rumput-rumput di halaman rumah Guru si Petruk, sebagai tanda-terimakasih saya yang telah membimbing si Petruk anak saya di sekolah.”

Suami Bu Guru: “Ah si Bapak suka begitu, nggak usah repot-repotlah! Biar nanti saya nyuruh tukang rumput untuk membabat dan membersihkannya.”

Bapak: “Saya ikhlas kok, Pak.”

Suami Bu Guru: “Ya sudah kalo Bapak memaksa, silakan dibabat rumputnya, dan terimakasih lho, Pak!”

Bapak: “Ya sama-sama, Pak!, (Ngomel dalam hati) Nasiiib! Kena batunya nih saya!”

8. Marah: Disuruh Beli obat Nyamuk

Emak: “Onyod,,! Pergi sana ke warung, beliin Emak obat nyamuk bakar, gih,,!”

Onyod: “Baik, Mak,,!”

(Beberapa Menit Kemudian)

Emak: “Eh anak Emak udah dateng lagi,,! Cepet banget, Nyod,,!”

Onyod: “Iya, Mak,,! Onyod cepet dateng lagi karena obat nyamuk bakarnya nggak ada di warung,,!”

Emak: “Onyod,,! Onyod,,! Kenapa elu nggak sekalian tanya, kalo nggak ada obat nyamuk BAKAR, harusnya elu tanya ada nggak yang DIGORENG gitu, biar nggak bolak-balik,,! Sana gih tanya lagi ke si Ngkoh,,!”

Onyod: “(Guling-Gulingan Di Lantai Tanah Rumahnya Sambil Gigit Sendalnya).”

9. Polisi Marah

Sedang enak-enak naik motor Gareng diberhentikan oleh Polisi.

Polisi: “Bisa lihat SIM-nya?”

Gareng: “Ini pak!”

Polisi: “Koq fotonya ga sama dengan muka kamu.”

Gareng: “Iya pak itu saya pinjem punya temen saya..”

Polisi: “Kenapa kamu memakai SIM orang lain?, Kamu telah melanggar lalu lintas!!”

Gareng: “Lho, kenapa bapak marah-marah? wong temen saya yang saya pinjam SIM-nya aja gak marah koq!”

Polisi: “@#$!%!$@%”

10. Cerita Nenek-Nenek Buat Marah Petugas Kereta Api

Berikut ini seorang nenek-nenek yang membuat jengkel seorang petugas kereta api yang sedang bertugas. Suatu pagi yang ceria seorang nenek hendak pergi kerumah seorang kerabat di sebuah desa, saat ia berjalan ia sampai pada sebuah stasiun kereta api yang cukup ramai. Letak desa dari kerabat si nenek ini berada di seberang perlintasan kereta api tersebut, karena takut pada saat menyebrang maka si nenek menemui seorang petugas yang sedang berdiri memperhatikan keadaan sekitar.
Nenek: “Nak kereta yang menuju ke Jogya berangkat jam berapa?”

Petugas: “Jam 4 sore nek.”

Nenek: “Kereta yang menuju Jakarta jam berapa nak?”

Petugas: “Owh kalau yang ke Jakarta nanti nek jam 1 siang.”

Nenek: “Kalau yang ke Bandung nak?”

Petugas: “Kalau yang ke Bandung jam 11 nek, emang nenek hendak kemana?”

Nenek: “Owh tidak nak, nenek cuma mau menyebrang takut keretanya lewat, terimakasih ya nak nenek nyebrang dulu.”

Petugas: “Baik nek dengan wajah memerah penuh dengan amarah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar