Sabtu, 26 November 2016

Cerita Humor perkelahian yang kocak

Cerita Humor perkelahian yang kocak
Dibawah ini Cerita Humor perkelahian yang kocak, tentunya anda penggemar humor tidak akan melewatkannya.

1. Berkelahi dengan Teman Sekolah

Ibu: “Kamu berkelahi dengan Arie, seorang teman sekolahmu yang paling baik, apakah kamu sedikit pun tak merasa malu?”

Anak: “Dia melempar batu lebih dulu kepadaku.”

Ibu: (Dengan sangat marah) “Waktu dia melempar batu kepadamu, kamu harus segera pulang memberitahu hal ini kepada Ibu.”

Anak: “Apa gunanya, lemparanku toh lebih jitu daripada Ibu.”

2. Tebak-tebakan Cicak Berantem

Bagong: “Reng! Gw punya tebakan nih!”

Gareng: “Apa lagi sih, Gong? Tebak-tebakan gimana, sih?”

Bagong: “Lu liat tuh di dinding, ada 3 cicak, kan? Ada 2 cicak sedang berantem, kan? Nah menurut elu karena berantem itu berapa cicak yang jatoh ke lantai?”

Gareng: “Karena yang berantem ada 2, ya berarti yang jatoh ke lantai ya 2 cicak yang berantem itu dooong!”

Bagong: “Walaaah, jawaban elu nggak pernah bener sih, Reng? Bego kok dipiara, sih? Elu nggak pernah pinter-pinter!”

Gareng: “Yaaah, salah lagi deh jawaban gw! Dibego-begoin lagi deh, gw! Jadi yang bener berapa cicak yang jatuh, Nyod?”

Bagong: “Yang jatoh ke lantai 3 cicak itu lah, Reng!”

Gareng: “Kok 3 cicak sih yang jatoh? Kan yang berantem cuma 2 cicak?”

Bagong: “Iya betul, yang berantem cuman 2 cicak, Reng! Tapi cicak yang 1 lagi jatoh karena dia TEPUK TANGAN nyemangatin temen-temennya berantem!”

Gareng: (Garuk-garuk Kepala Yang Nggak Gatel) “&%$#$&%$#???”

3. Berkelahi Dengan Tukang Soto Ayam

Di sebuah tempat dagang, ada seorang pembeli yang berantem dengan pedagang soto karena merasa ditipu.

Pembeli: “Bang, pokoknya saya tidak mau bayar!”

Penjual: “Loh, kamu makan disini ya harus bayar!”

Pembeli: “Ngapain saya harus bayar, abang udah menipu saya!”

Penjual: “Menipu bagaimana??”

Pembeli: “Lah ini, katanya soto ayam tapi ngga ada ayamnya sama sekali..”

Penjual: “Emangnya kalau kamu beli jambu monyet, ada monyetnya?!”

4. Melerai Adik Kelas Yang Berkelahi

Seorang ibu bertanya pada anaknya yang bernama Petruk yang duduk di bangku kelsa 6 SD.

Ibu: “Petruk, tumben pulangnya telat. Kamu main ke rumah temanmu dulu ya?”

Petruk: “Tidak bu!”

Ibu: “Ibu tahu, kamu pasti ada pelajaran tambahan kan di sekolah?”

Petruk: “Tidak juga!”

Ibu: “Ooh, kamu pasti dimarahi guru dan disetrap sampai pulang sekolah ya?”

Petruk: “Tidak!”

Ibu: “Lalu, kenapa kamu pulang telat?”

Petruk: Tadi di jalan ada adik kelas Petruk. Murid kelas 3 SD yang sedang bertengkar. Sebagai kakak kelas Petruk merasa perlu melerai mereka. Makanya Petruk pulang telat bu.”

Ibu: “Oh, anak ibu perhatian sekali. Ngomong2 bagaimana cara kamu melerai adik kelas kamu yang sedang bertengkar itu?”

Petruk: “Adik kelas Petruk yang bertengkar itu dua duanya Petruk tonjok sampai pingsan.”

5. Berkelahi: Cincin Kawin

Seorang pemuda memperlihatkan sebuah cincin kepada teman wanitanya. Pada cincin itu terukir nama si wanita.

Pemuda: “Kawinlah denganku, dan kita hidup bahagia.”

Wanita: “Tapi aku sudah mencintai yang lain!”

Pemuda: “Katakan siapa orang itu?”

Wanita: “Oh, tidak! Aku tidak ingin kalian berkelahi karena diriku.”

Pemuda: “Siapa yang berkelahi? Aku hanya ingin menjual cincin ini kepadanya.”

6. Berkelahi Karena Membela Anak Kecil

Mono pulang dari sekolah dengan mata hitam dan bibir berdarah.

Ibu: (Menghela napas) “Oh, Mono. Kamu barusan berkelahi lagi?”

Mono: “Tapi, Bu, aku hanya menjaga anak kecil yang dipukuli oleh seorang anak yang lebih besar.”

Ibu: “Yah, Kamu memang berani. Siapa anak kecil itu?”

Mono: “Aku, Bu.”

7. Berkelahi Di Tengah Jalan

Bapak: “Teng. kamu sudah menyusahkan Bapak!”

Ateng: “Lo kenapa Pak, bukannya bapak seneng kalau Ateng jadi orang nakal.”

Bapak: “Iyah tapi Ateng malah suruh Bapak yang berkelahi sama Bapaknya si Mono itu, Jangan bawa nama-nama Bapak atuh, Tuh liat ni muka Bapak sekarang ancur gara-gara Ateng.”

Ateng: “Wah itu sih Gak seberapa Pak, coba liat Bapaknya Mono, kepalanya ampe berdarah-darah tuh Pak. Bapak yang lebih hebat mah.”

Bapak: “Iya sih, tapi kamu belum liat nih, kulit kaki dan tangan Bapak pada sobek tau.”

Ateng: “Hhaaa.. Bapak ini kelahi atau tabrakan sih, ko kelahi sampai berdarah-darah.”

Bapak: “Iyah berkelahi donk, cuman berkelahinya ditengah jalan, jadi kaki dan tangan Bapak keserempet mobil. Nah, Bapaknya si Mono itu kepalanya terbentur mobil.”

8. Keahlian Kakek Berkelahi

Seorang kakek dengan bangga menceritakan masa mudanya kepada cucunya.

Kakek: “Suatu malam, ketika kakek masih muda dulu kakek pulang melewati lorong yang gelap. Tiba-tiba kakek di hadang oleh lima orang perampok. Dengan gagah kakek melawan mereka berlima sehingga terjadilah perkelahian yang seru. Akhirnya dengan keahlian berkelahi yang kakek miliki, kakek berhasil menjatuhkan empat orang perampok itu.”

Cucu: “Wah, kakek jago juga ya! Terus perampok yang satunya gimana kek?”

Kakek: “Sttttsss. dia itu yang bawa kakek ke rumah sakit.” (sambil berbisik).

9. Bekelahi Polisi Vs Tentara

Ada sebuah razia besar besaran di depan pasar swalayan yang mengakibatkan jalan jadi macet. Seorang tentara melintas tanpa rasa segan. Seorang polisi pun langsung menghentikan si tentara tadi.

Tentara: “Gue kan tentara dan pangkat gue lebih tinggi dari dia” (dalam hati). “Berani-beraninya kamu nge-razia saya yang berpangkat lebih tinggi darimu, berani ya kamu sama saya?” (Marah).

Polisi: “Terus, Kamu gak terima?”

Tentara: “Ya jelaslah!”

Tanpa pikir panjang tentara itu langsung melayangkan pukulan dan polisi itu melawan, lalu terjadilah perkelahian hebat, keduanya saling hantam sehingga membuat orang pasar terperangah tak berani memisahkan mereka berdua begitu pun juga para preman pasar tak berani memisahkan mereka.

Tiba- tiba datang seorang satpam menghampiri mereka. Tanpa berkata sedikitpun si satpam langsung memukul polisi dan tentara yang sedang berkelahi “BAGH. BUGG!!” Kemudian si satpam langsung pergi dengan tenangnya.  Si polisi dan tentara langsung terdiam tanpa kata dan menghentikan perkelahiannya.

Melihat kejadian tersebut orang-orang pasar terheran heran melihatnya. Lalu seorang preman datang menghampiri dengan berlagak berani.

Preman: “Eh bapak-bapak, Kok kalian takut sama itu satpam? Kan pangkat kalian berdua lebih tinggi, sedangkan dia itu hanya satpam goblok dan sok jagoan, iya kan?”

Polisi dan Tentara: (Langsung melayangkan pukulan) “BERANINYA LU BILANG GITU, ITU BAPAK GUA TAU! DASAR PREMAN BRENGSEK.”

10. Tukang Berantem

Mono dan Nunung adalah pengantin Baru, sehingga mereka masih tinggal bersama orang tua Nunung. Namun sayang beberapa bulan setelah menikah hampir tiap hari mereka berantem, ada saja yang mereka ributkan hingga hal sepele sekalipun ditangan mereka bisa menjadi bahan untuk berantem.

Orang tua Nunung awalnya memaklumi hal ini, namun lama kelamaan tampaknya kesal juga, akhirnya mereka berduapun dipanggil dan diberi wejangan agar segera mengakhiri pertengkaran berkepanjangan ini. Setelah mendengar wejangan orangtuanya kedua pasangan ini mungkin mulai menyadari, mereka pun mulai saling senyum, meski hanya terlihat dari sikap mereka orang tua Nunung senang melihatnya. Didalam kamar Mono dan Nunung pun bertekad untuk berbaikan.

Nunung: “Bang, maafin Nunung ya, Nunung yang salah.”

Mono: “Bukan Nunung yang salah, Abang Nung yang salah.”

Nunung: “Nunung Bang yang salah.”

Mono: “Bukan, Abang yang salah.”

Nunung: “Nunung Bang yang salah!!”

Mono: “Abang Nung yang Salah!” (Dengan nada suara mulai keras).

Nunung: “Udah Nunung bilang kan Nunung yang salah Bang, Bukan Abang!” Nunung mulai emosi

Mono: “Kamu jadi istri bandel ya, Gue yang salah bukan Elu!” Mono juga mulai emosi

Nunung: “Lu suami apaan, gak mau ngalah, udah gua bilang kan gua yang salah masih aja pengen salah!” (sambil mulai menangis).

Mono: “Ah Lu istri apaan, Udah gua bilangin Gue yang salah masih aja ngomong lu yang salah, Nih gua Bilangin Gue yang Salah!!”(sambil memukul lemari hingga bolong).

Orang tua Nunung: (Garuk-garuk kepala) “Dasar Tukang berantem!”

11. Niat Ngegombal Malah Berantem

Cowok: “Sayang, Bapak kamu pemulung yah?” (niat ngegombal).

Cewek: “SEMBARANGAN! Lu tuh pacar gue! tapi napa lu ngehina gue! Bapak gue tuh pengusaha kaya! Ngapa disamain kaya pemulung!!”

Cowok: “Ya elah becanda beb.”

Cewek: “Becanda si becanda tapi ga usah ngehina gitu!! PIKIR DONG PAKE OTAK! Dasar anak tukang odong2!”

Cowok: “Heh! ga usah bawa2 bapak gueee! iya gue tau gue cuma anak tukang odong2! sedangkan elu anak orang kaya! hargai gue sebagai orang ga punya! mentang2 anak orang kaya songong lu!”

Cewek: “Yang pertama kali ngehina siape? hah!”

Cowok: “Gue cuma becanda woy!”

Cewek: “BODO AMAT! masalah buat lu?!”

Cowok: “IYA! masalah buat gw! mau apa lo?”

Cewek: “Mau injek muka lu!”

Cowok: “Nih injek.”

Cewek: “Ga sudi!”

Cowok: “Songong! Sombong setengah idup!”

Cewek: “BODO!”

Cowok: “Taek lu!”

Cewek: “Ya udah mau lu apa?”

Cowok: “PUTUS!”

Cewek: “Ya udah! Fine kita putus!”

Cowok: “Nyesel gw kenal orang kaya lo!”

Cewek: “Gw lebih nyesel! Cuiih.. Najis kenal sama lo!”

Cowok: “Ya udah pergi lo sana!”

Cewek: “Heh! Ini RUMAH GUE DODOL!”

Cowok: “O, iyayah.”

12. Berkelahi Dengan Istri

Petruk: “Semalam kamu berantem dengan istrimu?”

Gareng: “Ya, benar. Tapi sudah selesai,”

Petruk: “Wah, kalo gitu siapa yang menang?”

Gareng: “Entahlah.. Yang Jelas, Ia Sampai merangkak persis di hadapanku sambil meminta..”

Petruk: “Oh, Ya? Dia meminta apa? Pasti Minta Maaf.”

Gareng: “Bukan Dia meminta, HAI PENGECUT, KELUAR KAU DARI KOLONG RANJANG!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar