Sabtu, 26 November 2016

Cerita Humor SBY yang kocak

Cerita Humor SBY yang kocak
Dibawah ini Cerita Humor SBY yang kocak, tentunya anda penggemar humor tidak akan melewatkannya.

1. Dokter Pikun

SBY: “Silakan dok, sampaikan maksud anda.”

Dokter: “Saya tidak setuju Pak Presiden menghimbau agar rakyat tidak berobat ke luar negeri. Saya baca berita itu di koran. Tapi istri Bapak koq berobat ke Amerika.”

SBY: “Hah? Saya bilang jangan sedikit-dikit berobat ke luar negeri. Melahirkan bayi aja ke Singapura. Makanya baca dong berita yang betul.”

Dokter: “Tapi Pak Rp.100 trilyun biaya berobat ke luar negeri per tahun tidak apa-apa asal rakyat sehat.”

SBY: “Hah? 100 trilyun? Kata siapa? Yang benar 10 trilyun per tahun Makanya baca dong berita yang betul.”

Dokter: “Tapi Pak dokter luar negeri bagus-bagus. Makanya saya buka praktek dokter di luar negeri.”

SBY: “Hah? Siapa bilang? Coba baca Skandal Dokter Susan Lim di Singapura. Pasien tewas dan dikenakan biaya hampir Rp.170 milyar untuk perawatan kanker payudara 5 bulan. Makanya baca dong berita yang betul.”

(Tiba-tiba muncul asisten Presiden yaitu Ruhut Sitompul, langsung nimbrung).

Rahut Sitompul: “Astaga sudah mati diperas pula. Gila! Gila! Gila!”

Dokter: (Terbelalak) “Ah yang bener? Ah yang bener? Di koran saya tidak ada beritanya.”

Rahut Sitompuk: (Heran, mendadak mukanya merah padam, lalu membentak) “Alamak Kau ini dokter pikun. Hayo adu mulut sama saya aja!”

Presiden segera angkat kaki, meninggalkan arena adu mulut Rahut Sitompul lawan dokter pikun, namanya Dr.Jokerseh.

2. Kisah Lucu SBY Yang Membingungkan

Tim sukses SBY sedang pusing melakukan pembenahan di Palembang, alasannya. Ketika mereka memunculkan jargon “SBY berbudi”, mereka tidak memikirkan kalau di palembang arti kata Budi = Menipu/berbohong.

Jadi artinya SBY berbudi = SBY berbohong, sehingga slogan-slogan di Palembang yang naik cetak harus dibatalkan semua. Oleh karena itulah orang Palembang lebih suka SBY berpasangan dengan Hatta Rajasa agar jargonnya jadi “SBY berjasa.”

Tetapi masih untung SBY tidak berpasangan dengan Salahudin karena jargonnya jadi “SBY bersalah.” Dan juga PAN tidak jadi mengajukan ketumnya Sutrisno Bachir karena jadi “SBY berachir.”

Namun siapapun bersama nya, tetap SBY depannya, termasuk Rani kalo jadi cawapres menjadi “SBY berani.”

3. Didampingi Istrinya

Guru: Anak-Anak, SBY adalah presiden kita yang ke?”

Gareng: “Ke-6 Pak.”

Guru: “Bukan.”

Bagong: “Lho kok bukan Pak. Berarti Ke-7 Pak.”

Guru: “Salah.”

Semar: “Ke-5 Pak.”

Guru: “Masih salah.”

Petruk: “Jawabannya apa Pak.”

Guru: “SBY adalah presiden kita yang ke mana2 didampingi Istrinya.”

Gareng: “Hah?”

Bagong: @#$%^

4. Camat Kepulauan Seribu

Presiden SBY mengumpulkan semua Pimpinan Daerah seluruh indonesia dan membagi anggaran untuk daerah masing-masing, kemudian ada Bupati, Camat yang merasa jatah untuk daerahnya tidak adil.

Bagong: “Pak SBY bagaimana pembagian anggaran ini, saya kan ngurusi banyak kota masak anggaranya cuman sedikit.”

SBY: “Memangnya pak Bagong bupati mana?”

Bagong: “Saya kan Bupati Kabupaten Lima Puluh Koto, Sumatra Barat.”

SBY: “Oh yaudah ntar saya tambah.”

Gareng: “Saya juga pak masak saya ngurusi banyak pulau anggaranya cuman sedikit.”

SBY: “Pak Gareng daerah mana?”

Gareng: “Saya kan camat kepulauan seribu pak.”

SBY: “Hem.”

5. Singkatan Nama Pejabat

Pak Susilo Bambang Yudoyono telah berhasil menyingkat namanya menjadi SBY. Tapi dia bingung dalam memilih ketua KPK, karena bila nama calonnya disingkat, jadi lucu.

Satrio Priyono Budi Utomo: (SPBU).
Narto Komar Baharudin: (Narkoba).
Busyro Burhan Ahmad Yamin: (Bubur Ayam).
Bakhul Somad: (Bakso).
Citro Lukito Basuki: (CiLukBa).
Hamdan Hamid Hasibuan (Hahaha).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar